Saya bersama rombongan bertiga dengan kawan No Name Adv dari
karawang plus satu temen di tempat kerja dari depok, jadi personil kami 4
orang. Untuk keberangkatan kali ini kami memutuskan untuk menuju
Yogyakarta bukanya solo kota terdekat menuju basecamp pendakian Lawu,
karena kami berniat untuk menghabiskan waktu dua hari di yogya, karena
bertepatan dengan hari libur Waisak untuk melihat acara 1000 Lampion di
kawasan borobudur. Perjalanan ke Yogya menggunakan kereta Progo dari
stasiun Pasar senen jam 22.00 malam tanggal 13 Mei, dengan tiket seharga
Rp.50.000 kami pun sampai di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta sekitar jam
06.30 pagi tanggal 14 Mei.
Sampai di Yogyakarta kami langsung mencari hotel sekitar Malioboro,
tentunya hotel yang cocok untuk para backpacker"an :). Setelah
mendapatkan hotel pagi itu kami istirahat untuk persiapan malam menuju
candi Borobudur bersama teman dari jakarta yang sudah janjian untuk
gabung berangkat bersama menuju TKP, karena dengan kita berasama biaya
akan terasa ringan itu salah satu jurus andalan untuk yang doyan
jalan-jalan menikmati indahnya negeri ini...cie...cie..., rencana
keberangkatan ke Gunung Lawu sendiri kami akan berangkat tanggal 16 mei.
16 Mei 2014
Sesuai
rencana kami dengan teman-teman berangkat menuju Solo menggunakan
Prambanan Ekpres sekitar jam 09.00 pagi, tapi karena faktor begadang dan
lelah kami baru jam 9 pagi bangun. Setelah bangun kami langsung packing
dan membeli logistik yang kurang dan tidak lupa sarapan kesiangan
sebelum berangkat ke Stasiun Tugu yang tidak jauh dari hotel tempat
menginap.
Sekitar jam 12:30 lewat kita sampai di
Stasiun tugu dan menanyakan dan membeli tiket kereta menuju Solo tak
lama kami menunggu datang kereta Sriwedari menuju solo dengan tiket
seharga Rp.6000 non ac. Perjalanan menggunakan kereta dari solo sekitar
kurang lebih satu jam setengah. kami memutuskan turun di Stasiun Solo
Balapan kemudian jalan menuju terminal yang jaraknya tidak terlalu jauh
untuk melanjutkan perjalanan menggunakan bus ke Tawangmangu.
Sore
hari kita tiba di Tawangmangu, untung saja ada rombongan dari semarang
yang turun bareng juga dari bus, dan kami bersama menuju pos pendakian
Cemoro Sewu (Jatim) menggunakan mobil L300 lama kalau nanjak suka
batuk-batuk mungkin karena mobil tua, perjalanan menuju Cemoro Sewu akan
melewati pos pendakian Cemoro Kandang (Jateng) juga.
Sampai
di cemoro sewu kami siap-siap kembali check perlengkapan dan alhsail
masih ada satu yang kuras gas untuk kompor, kamipun sibuk mencari di
warung-warung di Cemoro Sewu ( Jawa Timur) dan hasilnya kosong semua
terpaksa saya dan Odhie berjalan menuju Jawa Tengah ( Cemoro Kandang )
dan untungnya di Cemoro Kandang tersedia. Kami dan tim memutuskan
melakuakn perjalanan malam, sebelum berangkat kami tidak lupa mengurus
perizinan pendakian di pos pendaftaran Cemoro Sewu.
Sekitar
18.30 kami mulai pendakian, dengan di iringi doa dan gelap kami mulai
berjalan di kegelapan dengan penerangan cahaya bulan yang mulai terang
karena saat itu sedang bulan purnama, jadi jalan tidak menggunakan
senter juga sudah terang. Perjalanan dari basecamp ke pos 1 akan
melawati dua pos bayangan. Berjalan mendaki malam bagi saya kurang
nyaman selain tidak bisa menikmati suasana hijau juga kurang bisa
memperhatikan medan yang saya lalui, walaupun dapat nilai tambah tidak
akan kepanasan oleh teriknya matahari yang bisa membuat kita cepat
lelah. Jalur ke pos 1 didominasi bebatuan yang disusun rapih menjadi
jalan setapak.
Dalam perjalanan ini kita memang santai
tidak punya target apa-apa atau sampai pos mana jadi saya dan teman
lainya sering istirahat dan sempat menyantap makanan yang dibawa dari
pos pendakian Sewu, dari pos 1 ke pos 2 jaraknya sangat jauh dan membuat
kami frustasi. Di tengah dinginya malam dengan cahaya bulan yang terang
akhirnya kami sampi di Pos 2 sekitar jam 22:30, kami sepakat ngecamp di
bawah pos 2 yang masih terdapat lapak buat istirahat malam itu untuk
melanjutkan perjalanan esok hari.
17 Mei 2014
|
Masak Sarapan yang kesiangan |
Sekitar jam setengah tujuh saya dan
teman-teman bangun untuk siap-siap membuat sarapan pagi yang sepesial
karena menu makan kali ini bergizi sekali dengan logistik sayuran yang
kita beli di Yogyakarta. Kita di pos 2 agak santai karena akan
melanjutkan perjalanan siang hari.
|
Siap Berangkat Action |
Sekitar jam 13.00 siank kami siap
melanjutkan menuju pos selanjutnya, target kita ke pos 5 karena akan
summit esok hari menuju puncak Hargo Dumilah, dengan terik matahari yang
lumayan terik kami sering sekali istirahat terkadang bisa 20 menit jiak
menemui tempat yang asik untuk istrahat dengan view yang indah. Untuk
jalur sendiri lumayan menguras tenaga kita melawati bebatuan yang terjal
dan kita terkadang akan menghirup bau belerang yang menyengat karena
melewati kawah.
|
Di Atas Awan |
Setelah sampai pos tiga jalur masih sama
seperti jalur dari pos 2 ke pos 3 dengan bebatuan yang terjal yang
disusun seperti tangga dan ada pembatas besi dengan jalur zigzag yang
sangat lumayan menguras tenaga, atara pos 3 ke pos 4 juga lumayan sering
kami istirahat santai. Ketika sampai di pos 4 hujan rintik-rintik
ketika itu saya sendiri karena odhie dan hamdan sudah duluan, karena
saya menunggu bayhaqy yang masih di belakang tak lama istirahat saya
melanjutkan perjalan menuju sindang drajat atau pos lima.
|
Nyantai sambil narsis |
Perjalana pos 4 ke Sindang
Draja sedikit menanjak dan disini baru akan mendapatkan bonus trek
landai yang lumayan jauh jaraknya, sampai di sindang drajat sekitar
pukul 17.30, di Sindang drajat sendiri terdapat warung dan juga tempat
tidur untuk para pendaki,setelah beristirahat cukup lama dan berdiskusi
panjang pendek, gak pakai lebar kami memutuskan untuk ngecamp di sindang
derajat karena malam sudah gelap dan bayhaqy mengalami sedikit masalah
dikakinya.
18 Mei 2014
|
Packing-packing |
Sekitar pukul 7 pagi kami bangun siap-siap
packing dan masak untuk sarapan, dan melanjutkan perjalanan menuju
puncak dan kemudian turun. sekitar jam 9.30 kami sudah siap menuju
puncak lawu hargo dumilah. Sekitar perjalanan 1 jam plus istirahat
akhirnya kita sampai di Puncak Hargo Dumilah, tidak lupa puji syukur
sampai ke puncak Lawa dan tidak lupa bernarsis ria.
|
Tim Pendaki |
|
Hargo Dumilah Top |
Setelah puas beernarsis ria dan menikmati
keindahan yang kuasa akhirnya kami turun sekitar jam 11.30, lalu kami
menuju hargo dalem ke warung mbok yem, di warung mbok yem saya dan
teman-teman beristirahat cukup lama sempat memesan kopi juga. Disini
kami masih belum tau jalur untuk turun, rencananya kami memang turun
melalui jarur cemoro kandang. Setelah beristirahat di warung mbok yem
kita ketemu pendaki asal yogya yang mengajak turun melalui jalur candi
cetho, akhirnya kami sepakat turun bersama melalui candhi cetho sekitar
jam 12 lewat.
|
Sekitar Puncak |
|
Mbok Yem....Ngops ach... |
Jalur turun melalui candi cetho dari hargo
dalem ke arah kanan, pertama tracknya cukup landai, kita akan melewati
pasar setan, yang kurang jelas jalurnya, karena banyak jalan setapak.
Saya dan teman-teman pertama hanya mengikuti teman pendaki dari yogya
yang naik melalui candi cetho. Setelah melalui pasar setan track sedikit
mulai jelas, dengan jalan setapak yang samping kanan kiri didominasi
savana yang cukup luas. Setelah sampai POS 5 (perbatasan Jatim-Jateng)
ke pos selanjutnya sudah didominasi oleh pepohonan cemara dan jalan
tracknya sedikit menurun dan terjal.
|
View Turun Jalur Cetho |
|
Jalan Tak tau arah |
Setelah sampai pos 4 kita berpisah dengan
rombongan dari pendaki, karena takut kemalaman dijalan, track dari pos 4
selanjutnya sudah tanah basah dengan track yang sempit, dimana
kadang-kadang kami sering terjatuh karena medan yang licin dan tidak
terlalu lebar. Sekitar jam lima sore kami sudah sampai di pos dua dengan
jalan yang sangat santai, karena tim kami ada yang kakinya sakit. Dari
pos 2 kami jiga sudah kehabisan bekal air, menambah lelah dalam
perjalanan dan hari sudah gelap dan jalur track yang cukup parah banyak
pohon tumbang dan tanah yang licin membuat kami lelah sekali. Penuh
perjuangan sekali untuk turun dan melanjutkan perjalanan, di tengah
gelap malam kami pun berjuang untuk bisa kembali ke puncak yang indah
bernama Keluarga tercinta :).
|
Ada sesuatu sepertinya |
|
Awan sembunyi |
|
Istirahat Pos 3 Jalur candi Cetho |
Setelah berjalan cukup lama dari pos 2 ke
pos 1, kami akhirnya sampai dipersimpangan jalur hutan dengan
perkebunan, dan kami sempat menemui jalur yang membuat kami tidak tahu
mau kemana, setelah melihat jalur yang ada, saya menemukan sumber air
yang bisa dimunum, itulah yang membuat kami semangat kembali untuk lekas
kembali. Tapi akhirnya kami salah mengambil jalan yang harusnya lurus
kami malah melalui jalanan yang sudah di cor entah di aspal, lumayan
cukup jauh sampai ke pemukiman warga dan ketika sampai kami terkejut,
jalur yang kami lalui malah menjauh dari pos candi cetho, setalah kami
berdiskusi dengan warga kami akhirnya minta diantar keterminal terdekat
untuk hanya istrahat karena kami tahu tidak ada bus menuju solo.
Akhirnya kami naik ojeng menuju terminal/pasar kecamatan Kemuning
Karanganyar untuk melanjutkan perjalanan esok hari menuju Solo.
Pagi
buta sekali kami bangun untuk menunggu bus pertama ke sebuah terminal
lagi untuk menuju Solo, karena kami akan ke yogya lebih dahulu, karena
tiket pulang tanggal 20 mei. Sesampai di Solo masi pagi hari saya
sempatkan untuk mandi, dan sekitar jam 08.12 kami berangkat menggunakan
kereta Madiun Jaya seharga 20000 menuju yogya, di kereta kami tidak
dapat tempat duduk karena sudah penuh, menurut saya kereta ini cukup
bagus sesuai dengan harga memang, dengan tempat duduk yang nyaman dan AC
yang dingin. Setelah sampai Solo kami ke teman odhie yang kuliah di
yogya untuk menginap semalam untuk esok kembali ke rumah tercinta.
20 Mei 2014
Sekitar pukul 10 kami sudah berangkat menuju
stasiun lempuyangan, untuk kembali ke rumah menggunakan kereta Eko AC
Krakatau yang berangkat sekitar jam 11.26, kereta ini bukan sembarang
ekonomi karena dengan tempat duku 2x2 dan AC cukup dingin membawa kami
pulang, sekiatar jam 20.25 kami sudah sampai di Cikampek.
Sekian
perjalanan saya menuju Gunung Lawu, terimakasih kepada Allah SWT, kedua
orang tuaku teman No Name Team Adv, untuk temen seperjuangan dan
seperjalanan Odhie,Hamdan, Baihaqy, untuk Teman Odhie Reza terimaksi
tumpangan dan bantuanya, dan semua orang yang gak bisa di sebutin. Tak
Ada Perjalanan Yang Indah Kecuali Hasil dari Perjalanan Itu.